Tuesday, June 30, 2015

#Minimasak: Mini Kornet

Pasca cek dan kontrol di Puskesmas, aku disuruh banget untuk istirahat total. Tapi, entah kenapa, kalau sore-sore, berasa punya sembilan nyawa. Heuheuheu .... Langsung trengginas. Apalagi mendekati buka puasa, langsung pengin bikin makanan ini-itu.
Ini resep aku dapat dari nonton salah satu vidio di Dapur Umami. Simpel dan bahannya aku punya semua. Errr ... ndak semua juga, sih. Ada beberapa yang aku skip atau ganti sama yang ada di rumah.

Namanya Mini Kornet. Tapi jujur, nama asli di Dapur Umami bukan itu. Aku lupa. Hahaha ... tapi seenggaknya, kurang lebih hasilnya sama hehehe :D

Bahan:
  • Kentang digoreng dan dihaluskan.
  • Sosis dihaluskan (Lebih tepatnya aku parut pake parutan keju, hasilnya ndak jauh beda sama digiling. Resep asli sih pakai daging giling. Tapi kan mehong :D)
  • Keju parut (Resep asli, satu kotak keju cheddar dibagi 3/4 dan 1/4. Yang 3/4 dipotong panjang, yang 1/4 diparut. Karena Bapak ndak boleh banyak makan keju, aku cuma bikin 1/4 keju cheddar mini [Ya Allah, hemat banget iniiii >.<] yang aku parut)
  • Tepung terigu
  • Bawang bombay (Resep asli ndak pake babomb)
  • Lada
  • Penyedap rasa sapi (opsional)
  • Telur
  • Air (Resep asli pakai susu cair)
  • Tepung roti (Resep asli pakai tepung panir)
  • Margarin
  • Minyak goreng

Cara membuat:
  1. Panaskah margarin dan tumis bawang bombay. Tambahkan sedikit penyedap rasa.
  2. Masukkan tepung terigu dan tumis sampai menggumpal matang.
  3. Masukkan air dan aduk sampai menggumpal jadi satu.
  4. Masukkan kentang halus, sosis halus, dan keju parut. Aduk sampai tercampur rata.
  5. Tuang dalam wadah.
  6. Sambil menunggu dingin, siapkan kocokan telur dan tepung roti dalam wadah terpisah.
  7. Bentuk bulat adonan kroket tadi, masukkan ke kocokan telur, lanjut baluri dengan tepung roti. Lakukan hingga adonan habis.
  8. Panaskan minyak goreng dan goreng bulatan kornet yang sudah dibaluri tepung roti tadi.
  9. Angkat dan sajikan dengan saus pedas manis.
  10. Hmmmm yummyyy buat cemilan buka puasa ^^

Untung aja masih keburu motret. Soalnya, begitu disajikan, langsung ludessss ^^

Monday, June 29, 2015

#Nyimz: Minggu ke-9: USG Pertama di Puskesmas

Jadi gini ...
Sudah dua-tiga hari aku ngerasa ada yang aneh tiap kali pipis dan lihat CD. Ada bercak cokelat yang nempel di CD, tapi tipisss dan dikit banget. Hari pertama aku biarin. Hari kedua coba bilang ke Babang dan ibuk. Langsung saja ... semua panik. Nyuruh istirahat total. Nyuruh tiduran aja. Pokoknya jangan kerja berat. Sementara aku sendiri merasa kayak ndak ada apa-apa. Ndak ada keluhan. Ndak merasa nyeri, mules, atau apa pun.

Akhirnya, kemarin (29 Juni 2015) periksa ke bidan. Bu Bidan juga ikutan panik dan langsung kasih rujukan buat USG di Puskesmas. Hmm .. ada senengnya juga sih. Memang sudah lama aku pengin USG. Walau masih terhitung muda, tapi aku cuma pengin lihat dan tahu perkembangan janin di rahim. Apa dia sehat? Apa dia bisa berkembang? Apa dia benar-benar ada di rahim? (Yap, baca beberapa artikel, agak takut sama yang namanya hamil anggur >.<)

Ketika ada kesempatan USG, langsung aku bilang oke (bahkan tanpa minta persetujuan Babang. Tapi syukurlah, dia ngizinin :D)

Hari ini, (Selasa, 30 Juni) ada jadwal USG di Puskesmas. Pukul 08.50 nyampe Puskesmas dan udah banyaakkkk yang ngantri di loket. Ini kali kedua kami (aku dan Babang) datang ke Puskesmas dan masih bingung musti gimana. Akhirnya, setelah tanya, aku hanya numpuk buku KIA di sebuah tempat plastik dan nunggu nama disebut.

Sekitar setengah jam, nama Tiasty Ifandarin disebut. Langsung menuju loket dan ditanyain ini-itu. Nah, karena kami belum punya KK (masih dalam tahap bikin KK), kami harus membayar Rp5.000,00. Hmm ... sejauh ini masih terjangkau.

Langsunglah kami menuju Poli Gigi. Di sini, kami cuma ditanyain apa aku ada keluhan soal gigi. Aku jawab, "Kemarin sebelum hamil, saya sudah cabut semua gigi yang berlubang." Ibu di Poli Gigi jawab, "Oh, alhamdulillah ... kalau tidak ada keluhan. Kalau gitu, bisa langsung ke Poli KIA, ya." Aku senyum dan kami bilang terima kasih. Ohya, Ibu Poli Gigi juga njelasin kalau gigi berlubang ndak bagus buat ibu hamil. Tapi, karena suaranya yang pelan dan lirih, aku ndak begitu paham, tapi cuma manthuk-manthuk muehehe. Setidaknya, sudah tak ada gigi berlubang. Insya Allah aman :)

Lanjut ke Poli KIA. Kembali numpuk buku KIA yang kini sudah ada lembar-lembar keterangan. Nunggu nama disebut sambil ngerasa mual dan mulas. Mual karena bau obat, mulas karena deg-degan >.<. Babang santai saja, cuma main HP dan senyum-senyum tengil. Zzztttt ....

Nama kembali disebut. Masuk ke Poli KIA dan ternyata banyaaakkk banget bidannya. Langsung diminta cek BB dan ukur tensi darah. Alhamdulillah, normal. Dan ... ini dia gongnya ... masuk ke kamar buat USG.

Ada dua tempat tidur, salah satunya ada semacam komputer kecil di sampingnya. Nah, di tempat tidur itulah aku diminta rebahan. Aku melambai ke Babang minta dia masuk, tapi dia ndak mau. Malu mungkin ya. Soalnya, beneran deh ... bidannya banyak bingits.

Setelah rebahan, salah seorang Bu Bidan oles krim di perut. Nah, saat inilah aku lihat Babang masuk. Akhirnyaaa ....

Lalu, perut dielus-elus sama sebuah alat yang dapat memunculkan gambar kondisi janin di perut. Sayangnya, posisi monitor yang sejajar banget sama tempat tidur bikin aku ndak bisa lihat gambar janin. Cuma Babang dan para bidan yang bisa. Sebentar-sebentar, Babang tanya ini-itu ke Bu Bidan. Misal, apa janinnya sehat? Apa dia ndak apa-apa? Semuanya aman? Wah, suamiku ini benar-benar suami hebat. Saat istrinya terbengong-bengong bingung, Babang malah melontarkan banyak pertanyaan yang udah aku pikirin sejak dari rumah.

Selesai tanya-tanya dan konsultasi, Bu Bidan tanya, "Mau dicetak, Bu?" Aku langsung bilang, "Iya." Dan tercetaklah foto janin kami :)


Serrr ... bahagiaaaa banget. Dengar penjelasan Bu Bidan yang bilang kalau keadaan baik-baik saja, ndak ada masalah, sehat semua. Walau masih sangat kecil, tapi semua terpantau oke. Bahkan, bercak kecokelatan juga ternyata bukan masalah serius ... alhamdulillah :)

Selesai USG, Bu Bidan kasih resep untuk ditebus di bagian obat. Nah, sempat galau. berapa kira-kira ya totalnya? Konsultasi, USG, cetak, plus obat. Waaaa ....

Hmmm ini yang aku suka dari Puskesmas. Kami cuma musti bayar Rp35.000,00 untuk semua fasilitas itu. Mungkin kalau kami punya BPJS dan KK, malah cuma Rp0,00. Muehehehe ....

Tapi ndak apa-apa. Yang penting semua sehat, semua senang. Alhamdulillah. Ndak sabar untuk kontrol lagi bulan depan >.<

USG memang bikin kedanan >.<

Friday, June 26, 2015

#Nyimz: Minggu ke-9: Sensi dan Nggak Boleh Makan Ini-Itu



Mi instan
Snack berbumbu
Semua snack di minimarket
Sayur pedes
Sambal pedes
Es
......

Zzzztttt ... rasanya gimanaaa gitu ndak boleh makan yang tersebut di atas. Sebenarnya masih banyaakkk lagi. Aku tahu, makanan dan minuman di atas memang ndak baik buat bumil. Tapi ... rasanya masih susah ninggalin kebiasaan untuk "benci" sama daftar di atas.

Nah, kalau sudah begituuu ... bawaannya pingin marah ajah. Logikanya begini: lapar, tapi ndak boleh makan dan minum ini-itu. Ini di luar konteks puasa, ya, yang memang harus nahan haus dan lapar. Kalau udah marah karena lapar, yang kena dampaknya mesti Babang. Muehehehe .... Dan dia cuma senyum-senyum tengil kayak biasa. Kalao ditanya kenapa malah senyum, jawabannya, "Ya dinikmati aja."

Selama 9 minggu ini, aku amat sangat berusaha buat suka sama salad sayur, salad buah, roti, dan makanan sehat lainnya. Ini demi dedek bayi imut yang ada di peyut. Hihihi .... Kalau inget ini, semua kekesalan karena ndak boleh makan atau minum yang di atas, rasanya hilang.

Aku pengin kasih yang terbaik buat dedek bayi dalam peyut ^^

Sunday, June 21, 2015

#Nyimz: Minggu ke-8: Puasa dan Morning Sick

Alhamdulillah, sudah menjalani beberapa hari puasa. Walau pagi terasa mual dan siang hari lemes banget, alhamdulillah ... semua bisa terlampaui hingga hari ini. *Nggak boleh sombong. Jangan-jangan hari ini teler >.<*

Dan, menjalani puasa saat hamida alias hamil muda kayak gini memang penuh tantangan. Apalagi kalau bukan ... morning sick. Hoek-hoek deh ... :(

Inilah rutinitas selama beberapa hari puasa:
1. Bangun pukul 3 dan nyiapin sahur. Puasa pertama kemarin masih ditemani hoek-hoek. Tapi semakin ke sini, semakin berkurang. Nafsu makan juga masih ada.

2. Pukul 4 lebih menjelang Subuh, beresin makanan, sikat gigi, dan wudu. Masih juga ditemani hoek-hoek, apalagi waktu sikat gigi. Ugh ... andai bisa skip kegiatan ini >.<

3. Setelah shalat Subuh, ngaji bentar dan lanjut bobok. Kemudian, bangun lagi ndak tentu waktunya. Kadang pukul 6, kadang pukul 7, bahkan pernah pukul 8. Yang dirasain cuma tiga: mulut pahit, pusing, dan mual. Asam lambung serasa naik. Pengen muntah saat itu juga. Tapi tetap saja, cuma hoek-hoek di tempat tidur, bahkan lanjut di kamar mandi saat rutinitas mandi dan nyuci baju.

4. Siang hari, saat lemes-lemesnya. Seringnya, pengin mokel alias buka puasa di siang hari pake yang asem-asem. Misal rujak buah, belimbing asam, atau sayur asem. Zzzz ... tapi ndak mungkin dan ndak bisa. Akhirnya, cuma bisa tiduran dan main HP. Kadang juga ditemani hoek-hoek. Seriusan. Morning sick ndak juga saat pagi, tapi siang juga. Kelamaan tidur bikin mulut makin pahit. Bangun dikit, pasti hoek-hoek >.<

5. Sore hari, beres-beres rumah dan mandi. Nah ini ... waktu yang paling aku senangi. Rumah udah bersih dan badan udah seger. Berasa punya nyawa lagi hehehehe. Saat ini biasanya aku gunain buat jaga warnet (di rumah ortu ada warnet kecil) sambil ngaji bentar nunggu adzan maghrib. Kalau ndak, bantu ibuk dan adek bikin takjil. Ini berasa semangat banget. Kenapa ndak dari pagi kayak gini yaaaa ....

6. Maghrib, buka puasa seperti biasa. Nafsu makan ada dan alhmdulillah semua makanan masuk. Lanjut shalat Tarawih juga aman-aman saja. Cuman, kadang ngantuk pas Tarawih. Muehehe ....

7. Selesai shalat Tarawih, santai-santai sambil nyemil yang ada. Seringnya kerupuk dan keripik. Alhamdulillah ... bisa nyemil kayak gini :)

8. Pukul 9 menjelang tidur. Kadang masih berhoek-hoek kalau merasa kekenyangan. Tapi kadang aman-aman saja. Tidur pulas menyambut esok hari.

Hmf ... hamida saat puasa kadang terasa berat. Tapi, Babang selalu kasih semangat. Dia memang nyaranin buat puasa. Ibuk juga. Tapi, kalau bener-bener ndak kuat dan keluar muntahnya (sampai saat ini cuma hoek-hoek tanpa keluar apa pun dari lambung), mokel juga ndak apa-apa. Semampu aku aja.

Duh, kalau udah kayak gini ... gimana bisa mokel coba? Disemangatin terus. Walau mual tiap pagi dan lemes tiap siang, tetap harus semangat. Inysa Allah berkah buat dedek bayi di perut ^^

nb:

Tuesday, June 9, 2015

#Nyimz: Minggu ke-6



6 minggu. Wow ... masih agak bingung dengan beberapa perubahan. Masih agak aneh. Masih harus terus belajar dan bertanya tentang apa-apa dan bagaimana-bagaimana.
Nah, selama 6 minggu ini ... peruabahan yang paliinngggg sering aku rasain:

1. Sering mengutarakan keinginan, apalagi soal makanan. Hahaha ... iyah. Ini terjadi paling sering saat 5 minggu pertama. Padahal, sejak dulu pacaran, kalau aku pingin suatu makanan, aku lebih sering diem. Dan diem-diem juga belinya. Hahaha.
Nah, entah kenapa, sejak tahu kalau lagi hamil, begitu tebersit nama makanan, langsung diucapin. Pernah suatu pagi, udah lima makanan yang aku sebutin. Dan semuanya pengin dimakan.
Mulai dari Subuh pas bangun tidur, "Bang ... nanti sarapannya pecel ya". Babang cuma bilang, "Ya."
Nggak lama, bilang lagi, "Di sini yang jual nasi kuning di mana ya?" Babang jawab, "Di pasar ada."
15 menit kemudian bilang lagi, "Kemarin aku udah BBM temen yang jual piza, katanya free ongkir kalo diantar ke rumah." Kali ini Babang cuma senyum-senyum tengil.
Setengah jam kemudian, lihat tanaman kangkung di depan, ngomong lagi ,"Katanya kamu mau bikinin aku oseng kangkung. Manaaa?" Lagi-lagi, Babang cuma senyum tengil, plus geleng-geleng.
Ending. Akhirnya kami sarapan nasi dan telur yang ituuu sangaattt mantap jaaayyaaaa rasanyaaa hahahaha.

2. Sering nyeplos tentang sesuatu. Sebelum hamil, aku paling bisa nyimpen omongan, alias paling males kalau disuruh gosip. Kalau ada orang kumpul dan nggosip, aku lebih milih pergi dan mojok nonton film. Tapi sekaraangggg ... musti  ekstra hati-hati dan ekstra tenaga banget buat nggak bilang yang aneh-aneh. Misal, ngomongin fisik orang, ngomongin suara orang, ngomongin buruknya orang. Sekarang kok jadi susaaahhh >.<
Tapi, kalau udah telanjur bilang, cuma bisa elus-elus perut sambil bilang istigfar :)

3. Sering capek dan pegel. Dulu, aku dikenal sebagai multitasker *ciyeh*. Lima kerjaan bisa beres dalam satu waktu. Tapi sekaraaanggg ... nyapu dikit, udah capek. Nyuci dikit, udah udah pegel-pegel. Nyetrika lima baju, udah males. Kalau udah kayak gini, pinginnya bobok cantik ajah. Tapi tapiiii ... :(
Hihihi ... tapi ada senengnya juga nih. Tiap malem, Babang jadi rajin mijitin kaki dan tangan, walau seringnya aku yang ngingetin >.<. Tapi, pijitan kamu aduhay, Bang. Bikin ilang semua rasa capek dan pegel. Saat-saat kayak gini yang bikin bumil yang seneng melayang :)

4. Mood yang naik-turun. Kadang mudah merasa seneng. Nggak tahu kenapa, seneng aja gitu. Mungkin karena inget kalau ada Dedek Imut di dalam rahim yang lagi bobok anget :). Kalau udah seneng gini, ngerjain semua hal terasa enteng. Kagak ada deh rasa capek, ngantuk, males-malesan. Hmmm ... tapi ini kadang >.<
Seringnya, malah mood turun. Sering tiba-tiba sedih. Ada masalah dikit, nangis. Nonton yang sedih-sedih, mewek. Pernah juga sampai meraung-raung yang bikin Babang bingung. Setelah ditanyain alsannya, ternyata alasannya sangat sepele >.<. Oh bumiillll.
Sering juga tiba-tiba merasa kesel, sebel, pingin marah. Ini biasanya karena bada udah capek banget dan pingin cepet tiduran, tapi kerjaan masih banyak. Kalau udah kayak gini, disenggol dikit .. aw, keluarlah sisi Leo dalam diri >.<
Lagi-lagi, kalau ini telanjur terjadi, cuma bisa elus-elus perut dan istigfar :)

5. Mual. Nah, ini dia nih tanda-tanda hamil yang paling populer. Sering kan kita lihat di tivi-tivi gitu. Abis bangun tidur, si cewek pegang mulut dan perut terus lari ke kamar mandi buat muntah. Atau pas sarapan, tiba-tiba si cewek lari ke wastafel dan muntahin semua makanan di perutnya. Yieekk ... jijik banget deh >.<
Tapi alhamdulillah, sampai usia 6 minggu ini, aku belum mengalaim mual yang sampai muntah. Malahan, 5 minggu pertama aku jalani ber-lalala-yeyeye karena makan terus. Mulau minggu ke-6, baru deh ada sedikit rasa eneg kalau kebanyakan makan, lihat yang jorok-jorok, atau kebanyakan tidur.
Kebanyakan tidur? Iyes, kurang tidur jadinya mual. Kebanyakan tidur, jadinya mual juga. Nah lho >.<
Tapi, aku nggak punya riwayat sakit mag, jarang juga mabuk perjalanan. Karena itu, hampir lupa gimana rasanya muntah. Dan, mual-muntah inilah yang paling aku takutin dari semua tanda kehamilan. Hiks ... jangan sampai aku mual-muntah yang parah. Takutnya malah muntah hebat kalau lihat muntahan sendiri. Hiiyyy ... jangan sampaaiii >.<