Sunday, September 9, 2018

#PregnancyMiniBlog: 6 Weeks


Yap, 6 minggu. 

Sebenarnya aku sudah ngerasain ada yang beda sejak telat cuman 1 hari. Padahal, cuma 1 hari lho. Siklus bulanan aku termasuk lancar. Jadi, kalau telat sehari aja, aku pasti langsung test pack. Selama ini, hasilnya negatif. Tapiii...bulan Agustus lalu, langsung kaget waktu ada dua garis! Tapi, yang satu masih samar.

Aku sempat ndak percaya. Selain karena masih samar, beberapa bulan terakhir aku lagi intens banget diet buat ngecilin badan. Aku ngurangin karbo dan memperbanyak kegiatan fisik, salah satunya work out hasil ngikutin vidio-vidio di Youtube. Mulai dari lompat-lompat sampai gerakan perut yang bener-bener nekan perut. Plus, ikut kegiatan lomba voli Agustusan di kampung. 

Jadiii.... kuat banget janin ini, kawan! :) Alhamdulillah....

Akhirnya, minggu lalu aku coba ke bidan desa. Aku memang sudah kenal dengan Bu Bidan-nya. Umur kamu ndak beda jauh, jadi lebih enak ngobrolnya. Setelah cek sana sini, dan memang benar... Nyim mau punya adik!

Alhamdulillah, yach...

Setelah udah pasti yakin kalau memang ada janin di dalam rahim aku, baru aku sadar kalau sebenarnya sudah ada tanda-tanda sejak aku telat 1 hari:
1. Bangun tidur, Nyim langsung ngomong "Kakak" ke aku dan Babang. Insting seorang kakak mungkin.
2. Aku merasa gampang capek dan males buat ngelakuin sesuatu. Kayak "Udah ah, nanti aja. Bobok aja dulu." Yang ini murni ndak aku banget. Aku tipe orang yang suka risih kalau kerjaan belum beres. Tapi akhir-akhir ini, semacam "Biarin aja". 
3. Nafsu makan yang meningkat, tetapi kadang ndak doyan apa-apa.
4. Dan lain-lain yang sampai ngetik ini lupa apa lagi.

Kalau ditanya apa beda hamil anak kedua ini dengan hamil anak pertama... aku belum bisa bilang banyak. Usianya masih 6 minggu. Masih terlalu dini untuk membandingkan. Tapiii... kalau boleh aku jabarkan: 
1. Mood naik-turun banget. Gampang sebal sama sesuatu yang kadang aku sendiri ndak tahu kenapa. Tiba-tiba aja salah gitu. Bikin uring-uringan. Yang waktu hamil Nyim, mood ku lebih teratur.
2. Penggila karbo. Banget! (mungkin karena sebelumnya aku ngurangin karbo, jadi dedek janinnya kayak bilang, "Mah, mau nasi. Mah, mau emi. Mah, mau roti." Yang waktu hamil Nyim, aku lebih suka makanan manis, kayak coklat dan wafer.
3. Aku juga suka sayur. Aku juga suka bakso.
4. All day sickness. Tapiiii nggak parah. Cuma mendadak eneg dan pusing yang kemudian hilang, kemudian datang lagi, kemudian hilang lagi. Yang waktu hamil Nyim cuma terjadi di pagi hari.
5. Air putih intolerant. Sebelum ini, aku juga diet air putih: banyak minum air putih buat ngelunturin garam yang bikin badan menggembung. Tapi, sejak ada dedek janin ini, aku jadi ndak suka air putih. Padahal, aku pengen tetep diet air putih biar berat badan ndak naik banyak. 
6. Berat badan yang naik drastis. Baru seminggu, tapi rasanya kayak udah hamil 3 bulan >.<. Yang waktu hamil Nyim, pertambahan berat badannya stabil: 1 kg dalam 1 bulan. Yang hamil kedua ini kok yaaaa .... cepet banget! >.<. 


Namun, aku selalu bersyukur atas semua terjadi. Pikiran positif aku, mungkin akhir-akhir ini aku kurang mengonsumsi apa yang harusnya aku konsumsi, sehingga "kotak gizi" untuk gizi yang aku butuhkan kosong. Dan dedek janin ini ingetin aku buat ngisi "kotak gizi" yang kosong itu dengan aku banyak makan. 

Mungkin pertambahan berat yang cepat ini juga karena aku bahagia karena akan ada satu malaikat lucu lagi yang akan manggil "Bunda". Yang tiap hari bikin aku ketawa. Yang tiap hari bikin aku bangga atas apa yang telah aku perbuat.

Semoga semua lancar. Amin :)

Monday, February 26, 2018

#MasakSingkat: Terong Kecap Rasa Sapi

Ketika hanya ada terong sebagai bahan utama ....


Bahan:
1 buah terong
2 siung bawang merah
2 siung bawang putih
setengah bawang bombay
2 caba merah besar (kalau mau pedas, bisa pakai cabai rawit. Kalau ada cabai hijau malah lebih bagus)
secukupnya minyak/margarin untuk menumis
secukupnya kecap
secukupnya air
secukupnya lada, gula, garam
secukupnya kaldu sapi bubuk (kalau ada modal lebih banyak, bisa pakai air kaldu sapi)

Cara memasak:
1. Iris dadu terong (kalau bisa seukuran daging sapi ketika dimasak tumis)
2. Iris bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan cabai
3. Masukkan bumbu iris kecuali cabai dan tumis sampai harum
4. Setelah harum, masukkan potongan terong dan tumis lagi sampai layu
5. Setelah layu, masukkan air (bisa diganti air kaldu sapi), kecap, kaldu bubuk sapi, lada, gula, garam, dan cabai. Tumis lagi sampai matang dan air menyusut
6. Sudah siap disajikan ^^