Sunday, December 31, 2017

#Jejalan: Waduk Wonorejo

Beberapa hari yang lalu, aku lihat postingan di Instagram, yang caption-nya, kurang lebih seperti ini:
"Hayo ngaku cah...seenggaknya, walau sekali, kalian pasti pernah pacaran di Waduk Wonorejo"

Setelah baca postingan itu, pagi keesokan harinya, lagi-lagi Babang ngajakin pergi setelah Nyim bangun tidur. Kali ini tujuan jelas: Waduk Wonorejo. Dan cuma main ke sana sebentar karena Babang musti masuk kerja.


Ancer-Ancer
Mulai dari Perempatan Cuiri Kauman-Kalangbret ada plang Hotel Swaloh atau Waduk Wonorejo, ikuti saja - ke barat teruuuusssss - ada Jambooland yang sedang di bangun, masih ke barat terus - lurus terus ke barat ikuti jalan - mulai jalan menanjak berkelok-kelok - hingga ada pertigaan besar - belok kanan ada gapura Waduk Wonorejo - ikuti jalan sampailah ke pintu gerbang Waduk Wonorejo ^^

Ada Apa di Sana?
Aku selalu senang kalau diajakin pagi-pagi ke sini. Masih sepi. Kecuali hari Minggu karena pasti ramai orang jogging, entah jogging for real atau jogging ala-ala (jogging pake jins dan make up lengkap *ups*).

Yang berbeda adalah makin banyak penjual makanan: pentol, bakso, bakwan, rujak buah, minuman, warung makan, dan lain-lain. Tapi okelah...soalnya waduk ini di gunung yang jaraknya lumayan jauh dari rumah penduduk. Jadi agak susah malahan kalau ndak ada penjual makanan.

Tempat parkir, toilet, area memancing juga ada. Lebih turun ke bawah ada tempat cukup luas untuk tempat duduk pesepeda (Waduk Wonorejo jadi tujuan favorit klub sepeda).


Butuh Bujet Berapa?
Seperti biasa, bujet ini bergantung apa yang dibeli, tetapi kurang lebih seperti ini:
Tiket masuk 5.000 (aku gratis karena datang sebelum pukul 08.00 alias pagi-pagi banget sebelum loket buka)
Jajanan bervariasi mulai dari 2.000 - 20.000 mungkin yaaa ...
Sewa pancing 10.000
Parkir 2.000

Jadiiii ... ini bisa jadi ide yang bagus dan aman kalau pengin ngenalin anak dengan gunung atau alam. Atau mungkin sekedar jalan-jalan bareng keluarga, temen, pacar .... biar kamu dianggap gaul karena seenggaknya pernah sekali pacaran di Waduk Wonorejo ahahahahahah ^^

nb: sayangnya, ndak ada yang jual pernak-pernik khas Waduk Wonorejo: gantungan kunci, kaos, gelang, foto, dll...padahal aku lagi seneng ngumpulin kaos tempat wisata buat koleksi kaosnya Nyim :)

Tuesday, December 26, 2017

#MiniTutorial: Cara Print Saat Tinta Hitam Lagi Rusak/Kering/Habis atau Cara Print Hanya Pakai Tinta Warna

Ini kali pertamanya aku bikin tutorial yang agak serius. Yang mungkin bisa benar-benar membantu banyak orang hahahahah

Jadi, akhir tahun adalah hari-harinya SPJ. Yang bergelut di bidang perguruan pasti ngerti hal ini >.<
Dan sayangnyaaa .... printer di rumah lagi susah diajak kerja sama: cartridge hitam kering! Dan kalau nunggu beli baru, kayaknya kok ndak ada waktu (Babang lagi sibuk banget dan yang ngerti masalah beginian cuma Babang).

Kemudian aku browsing dan nemu di blognya ini. Ini coba aku bagi dengan bahasa dan pengertian aku sediri:

1. Buka file yang akan di print. Kemudian klik Office Button di pojok kiri atas. Klik Print. (Cara cepat: Ctrl + P)



2. Pilih menu Properties, klik Maintenance.



3. Pilih Ink Cartridge Setting, pilih Color Only.



4. Klik Ok, klik Ok lagi.

5. Selesai, tinggal print seperti biasa.

6. Nanti akan muncul dialog lagi sebelum proses mencetak, klik Ok.

7. Hasil cetakan pun muncul dan semuanya warna hitam. Yessss....

Begitulah caranya. Simpel kan? Ini membantu banget kalau misalnya kita sedang buru-buru ingin cetak dan ndak ada waktu buat beli tinta atau cartridge :)

Semoga mencerahkan yaaa ^^

Saturday, December 23, 2017

#Jejalan: Kampung Coklat Blitar

Bisa dibilang, ini adalah jejalan yang ndak terencana >.<

Sabtu di long weekend saat long holiday.
Tiba-tiba, Babang ngajakin jalan-jalan setelah Nyim bangun tidur. Tanpa berlama-lama, langsung nyiapin mandi Nyim dan dandan chantyik....

Hingga kota, aku ndak tau mau dibawa ke mana. Aku pikir cuma ke taman deket rumah buat naik odong-odong sambil cari sarapan. Hingga berhenti di sebuah perempatan lampu merah, Babang tanya, "Kamu masih inget nggak jalan ke Kampung Coklat?"

Lhaaaahhhhh .... ternyata mau ngajakin ke luar kota toh. Heii, ini ndak bawa perlengkapan Nyim: susu, popok sekali pakai, tisu basah, dll. Juga ndak bawa perlengkapan ibunya Nyim: bedak, lipstik, dll. Bahkan uang aku juga ndak bawa.

Tapi okelah, bukan Babang kalau ndak ngasih kejutan. Meluncurlah kami ke kota Bung Karno-Blitar-tanpa periapan apa-apa.

Nyim mejeng 

Di mana Kampung Coklat?
Kata Google, alamatnya di sini: Jl. Banteng - Blorok No. 18, Desa Plosorejo, RT. 01 / 06, Kademangan, Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur 66161. Aner-ancer dari arah Tulungagung: Kecamatan Rejotangan - perbatasan Tulungagung dan Blitar - Jembatan Trisula perbatasan Tulungagung dan Blitar (CMIIW) - putar balik nanti ada plang Kampung Coklat 4 km - masuk jalan yang agak kecil (ikutin tanda panah) - setelah pasar ada perempatan lampu merah pertama - belok kiri - ikutin jalan - nah, kiri jalan akan banyak rumah/toko untuk area parkir Kampung Coklat - sampailah ke Kampung Coklat. Buka mulai pukul 09.00.

Ada Apa di Sana?
Namanya juga Kampung Coklat. Di sana ada pohon coklat, food court olahan coklat, cooking class, toko oleh-oleh, bioskop mini, playground, dan tempat duduk yang apik bangeettt.

Aku sarankan, sebaiknya datanglah lebih pagi. Kenapa? Sebab, kondisi masih sepi dan masih rapi. Bangku untuk duduk masih tertata rapi. Sampah belum banyak (walau begitu, ada juga petugas kebersihan yang siap tanggap kalau ada lantai kotor). Area bermain anak masih sepi. Antrian apa pun belum panjang. Tempat menarik untuk foto juga masih sepi.

Kami sampai Kampung Coklat pukul 08.35. Masih terlalu pagi karena baru buka pukul 09.00 hahaha. Tapiii ... penantian kami ndak percuma. Begitu kami masuk, suasana masih sepi dan menyenangkan. Spot-spot menarik untuk foto belum ramai. Toilet juga masih wangi dan bersih. Pokoknya berasa tempat wisata milik sendiri >.<

Pukul 10.15 waktu kami pulang, suasana sudah berubah. Kursi ndak beraturan, pakan ikan berceceran, spot-spot foto ramai, gaduh .... pokoknya ramai dan kurang private.

Butuh Bujet berapa?
Sebenarnya ini bergantung apa yang dibeli. Tapi sebagai gambaran, ini pengeluaran aku di Kampung Coklat:
 Tiket 3 orang >> 15.000
Mix Chocolate (milkshake coklat) >> 10.000
Mie coklat 3 >> 24.000
Tiket bom bom car >> 15.000
Oleh-oleh kaos 3 >> 190.000
Oleh-oleh coklat bubuk 2 >> 20.000
Saat persiapan (bensin, sarapan, dll) >> 40.000
Parkir >> 000
Total >> 316.000

Ih waw...pengeluaran terbanyak sepanjan jejalan ahahahahaha (Ini gegara beli kaos tripelan. Tapi ya bagus kok kaosnya. Bahannya tebel dan adem.)

Sedikit gambaran lagi, makanan/minuman dan oleh-oleh berserta kisaran harganya adalah:
Kaos anak 48.000 - 55.000
Kaos dewasa 75.000 - 150.000
Coklat kemasan 7.000 - 100.000an
Coklat bubuk 10.000 - 40.000
Brownies coklat 16.000 - lupa >.<
Mix Chocolate 10.000
Mi coklat 8.000
Jus buah 8.000 atau 10.000 lupa >.<
Tiket mainan anak >> 5.000 - 15.000

Ada juga bakso, gado-gado, sosis ... tapi aku ndak tanya harganya. Ada juga bibit tanaman coklat, belimbing, jambu, anggur, dll ... tapi aku juga ndak tanya harganya >.<

Yah...maap yaaa kalau  kurang komplet >.<

Foto

Nyim mimik Mix Chocolate

Salah satu spot duduk-duduk. Berasa di bandara ndak sih ahahah. Ini masih pagi dan masih rapi.

Free karpet buat lesehan
Oleh-oleh coklat bubuk atau bubuk coklat. Rasanya enaakkk bangettt.

nb: Aku ndak ada foto mi coklat karena .... minya jatuh entah di mana >.<. Jadi mi coklat itu buat oleh-oleh. Pas sampe rumah baru sadar kalau kresek minya ndak ada. Kayaknya jatuh di jalan tapi ndak tahu di mana. Sayang bangeetttt >.<


Thursday, December 21, 2017

#Nonton: Sinetron Jaman Old >> TERSAYANG

Saat orang lain marathon nontonin drakor, aku malah nontonin sinetron jadul. Ahahaha... 


Siapa sih generasi 90 yang ndak tahu sinetron ini? Ini tuh legend banget. Bela-belain tidur malem buat nonton sinetron ini. Lihat Mayang sama Dion pacaran. Uhuy...

Dion, Mayang, Andi, Rena, Argo .... mari kita nostalgia sedikit ^^

Cast
Cuma pemain intinya aja yaaa ...
Anjasmara >> Dion
Jihan Fahira >> Mayang
Feby Febiola >> Rena
Adam Jordan >> Andi
Dua puluh tahun berlalu tapi muka mereka kayak ndak berubah >.<

Ceritanya Gimana?
Sebenarnya, inti ceritanya adalah ... Mayang sama Andi dijodohkan sama orang tuanya. Tapi mereka ndak boleh ketemu dulu sebelum pertunangan resmi. Toh Mayang juga masih kuliah, jadi biar ndak menganggu kuliah Mayang juga. Mayang ndak tahu wajah Andi karena Mayang ndak lihat foto Andi, tapi Andi tahu wajah Mayang dan langsung suka.

Tapi di tempat kuliahnya, Mayang ketemu sama Dion. Dan jatuh cintalah mereka. Di sisi lain, ternyata Dion juga udah dijodohin sama Rena karena ibunya Dion punya hutang sama bapaknya Rena.

Konflik muncul saat Andi datang ke Jakarta buat cari Mayang dan malah ketemu sama Dion. Dan jadi sahabatlah mereka. Lambat laun, Dion tahu kalau Andi adalah tunanngannya Mayang. Karena ndak mau kehilangan Mayang, Dion nukar foto Andi yang dikirim ibunya Mayang buat Mayang dengan foto Dion. Biar Mayang mengira kalau Dion-lah tunangan Mayang. Dan memang Mayang percaya kalau Dion adalah tunangannya. Dan mereka pun jadian.

Nahhh.... inilah konflik espisode awal. Berkali-kali Andi mau ketemu Mayang tapi ndak jadi. Berkali-kali kebohongan Dion akan terungkap tapi ndak jadi. Berkali-kali Rena mau misahin Dion-Mayang, tetapi gagal melulu. Khas banget sinetron Indonesia!

Konflik lainnya juga muncul saat Argo, sepupunya Andi, datang dan Andi cerita soal Mayang. Dan ternyataaa.... Argo punya dendam sama Mayang karena Mayang pernah nampar Argo di depan umum saat Mayang masih SMA. Di sini juga Argo pengin balas dendam sama Mayang.

Aku baca spoiler kalau Argo dan keluarganya punya peran penting di sinetron ini. Tapi aku ndak mau baca spoiler terlalu jauh. Pengin menikmati alur ceritanya. Lupa-lupa ingat soalnya.

Memori
Tersayang, sinetron yang dulunya membuat penjual topi melipatgandakan omsetnya gegara produksi topi yang dipakai Mayang sama Dion *aku punya loooo... pink sama biru*. Aku suka ketawa sendiri nonton sinetron ini. Jadi keinget zaman old ... zaman SD. Men-cie cie-kan temen yang dipacok-pacokne pacaran ala Mayang-Dion *cuma dipacok-pacokne alias dijodoh-jodohin lho, bukan pacaran beneran*. Pake tas dan model baju kayak Rena, Mayang, Ismi, dkk. Pura-pura jadi anak kuliahan.

Adegan lempar topi "Tersayang" Dion langsung nancep ke kepala Mayang jadi adegan paling legend dari sinetron ini.

Mereka juga menyapa pakai "aku, kamu, saya". Kadang pakai "gue-elo" tapi masih agak medhok :D. Kesannya lebih sopan.

Gaya pacaran Mayang-Dion mesra bangettt. Tapi bukan mesra yang mesum, melainkan mesra yang so sweettt. Bikin meleleh. Bikin senyum-senyum sendiri. Natural banget aktingnya. Akrab banget.

Beberapa Scene




nb: Aku nonton di channel "Nostalgila". Selain Tersayang, ada juga sinteron 90-an lain. Tapi belum aku tonton. Yes ... masih banyak stoknya muehehehehe....

So...selamat menonton ^^




Monday, December 18, 2017

#ReviewSingkat: Wardah Perfect Bright Creamy Foam



Aku beli ini karena facial wash/foam yang warna orange ndak ada. Daripada pulang tanpa bawa barang, akhirnya aku putuskan buat beli Wardah Perfect Bright Creamy Foam.

Aku suka pakai ini. Sepertinya, hampir semua facial wash/foam Wardah cocok di aku. Di kulit aku, si creamy foam ini ndak bikin kering dan keset. Kesannya bersih gitu aja.

Karena ini lightening bukan whitening, jadi jangan harap kulit jadi putih. Cukup cerah aja. Ndak kusem. Dan aku juga ndak mempermasalahkan ini. Yang penting cerah dan bersih. Sehat.^^

Harga
Aku beli di supermarket sekitar Rp17.000,00. Terjangkau bangettt.

Kesimpulan
(+) Ndak bikin kering
(+) Biki  wajah bersih dan cerah
(+) Di kulit aku ndak bikin perih dan jerawatan
(+) Mudah dicari
(+) Harga terjangkau


Sunday, December 17, 2017

#ReviewSingkat: Wardah Perfect Bright



Ini duo yang akhir-akhir ini jadi kesukaan aku. Padahal aku ndak berharap banyak pada awalnya. Apalagi ini dari Wardah seri lightening.

Sedikit cerita. Aku pakai Wardah sejak akhir kuliah. Kurang lebih tujuh tahun yang lalu. Dan entah kenapa, aku suka bangetttt. Khususnya yang seri warna hijau atau yang dulu disebut Basic Series. Googling, memang yang Basic Series itu untuk orang yang baru kali pertama pakai Wardah. Jadi formulanya masih ringan dan aman. Mungkin itu kenapa aku cocok pakai Wardah di saat orang lain bilang ndak cocok. Ya karena aku pakai yang Basic, sementara orang lain langsung lompat ke Lightening Series. (Tapi memang keadaan kulit tiap orang beda. Jadi bisa saja orang lain pakai yang Basic Series malah berminyak atau jerawatan)

Nah, setelah paket Basic Series aku habis, aku mulai berani coba yang Lightening Series. Aku pikir udah aman. Dan produk pertama yang aku pakai itu pelembab siang dan malam yang step 1. Dan ternyataaaaa... uhlalaa.... aku ndak cocok. Kulitku malah menggelap dan kusam. Yah... mungkin sudah takdirku hanya pakai Wardah yang Basic Series.

Tujuh tahun berlalu dan sedikit demi sedikit, beberapa koleksi Wardah ku sudah terganti dengan merek lokal lain. Selain itu, ada rasa pengin coba merek lain dan penasaran sama review yang bilang bagus. Dan begitulah ... tinggal cleanser, toner, dan facial wash Wardah yang tersisa. (Akan aku review di lain kesempatan)

Akhirnyaaa... dua minggu lalu aku cari facial wash Wardah yang warna orange dan ternyata habis, mau ndak mau aku musti cari yang lain. Aku ndak mau pakai produk lain selain Wardah karena menurut aku cuma Wardah yang bikin muka ndak keset dan kering. Apalagi yang facial wash/foam warna hijau. Itu favorit banget.

Lirik seri yang ada, akhirnya aku coba yang seri Perfect Bright Creamy Foam. Harganya ndak jauh beda dengan facial wash/foam sebelumnya. Oke, masuk kantong belanjaan.

Dua minggu berlalu dan aku cukup puas. Hingga tiba si Wardah Perfect Bright Creamy Foam ini ketemu sama jodohnya: Wardah Perfect Bright Moisturizer. Ini kebetulan saja. Saat beli popok bayi dan lihat label "DISKON" di label harganya muehehehe.

Daannn.... duo ini benar-benar jadi duo andalan aku akhir-akhir ini saking tercengangnya aku dengan hasil akhirnya :)

Review masing-masingnya nyusul yaaa ^^

nb: Seri Basic Series sekarang ganti nama: Natural Daily Series. Tapi di kulit aku ndak ada yang berubah. Masih sama-sama lembut dan cocok bangett ^^

Monday, December 4, 2017

#ReviewSingkat PIXY Lip Cream

Aku pernah bikin ombre lips dan mini tutorialnya ada di sini. Review La Tulipe Stay Matte ada di sini.

Tapi, aku belum bikin #ReviewSingkat untuk produk PIXY -nya.
Dan di sinilah aku akan membahas penilaianku tentang PIXY.


Awalnya, aku amat sangat ndak tertarik sama warna merahnya PIXY Lip Cream 03 Classic Red ini. Aku lebih suka warna nude untuk dandanan sehari-hari atau kalau lagi ngajar.

Tapiiii ... beberapa hari yang lalu aku iseng pakai PIXY yang warna merah ini untuk acara "pergi sebentar ke minimarket". Toh kayaknya ndak ada yang kenal juga (dan berdoa semoga ndak ada tetangga yang ke minimarket jugak >.<)

Tekstur dan Staying Power

PIXY ini termasuk cair. Tapi aku malah lebih suka yang cair seperti ini. Lebih enak diratakan di bibir dan hasilnya ndak lengket. Klaim produk PIXY adalah waterproof dan kissproof. Dan ini memang terbukti. Tapi sayangnyaaa ... PIXY ini belum oilproof (ada ndak sih oilproof? hahaha)

Setelah pakai PIXY ini dan coba cium Nyimz, di pipi Nyim ndak ada bekas warna merah nempel. Lalu iseng minum dan ndak ada bekas merah di gelas. Ihhh .... aku suka dehhh...

Staying power nya lumayan oke loh. Kalau ndak dipakai buat makan yang berminyak, bisa tahan sampai menjelang sholat Dzuhur.

Tips untuk yang Ndak Suka Pakai Lipstik/Lip Cream Merah

Aku termasuk manusia kategori ini. Tapiii karena keisengan kemarin, aku sedikit lebih percaya diri pakai lipstik/lip cream warna merah. Dan berikut mini tutorial dari aku:

1. Ambil lip cream/lipstik warna merah.
2. Taruh sedikit lip cream/lipstik di bagian tengah bibir atas dan bawah.
3. Blend/baurkan/ratakan ke semua bibir.
4. Taraaa.... bibir pun berwarna merah tapi ndak ngejreng. Kalau jumlah yang disapukan ke bibir pas, warnanya justru merah alami.

PIXY Lip Cream 03 Classic Red ini ada sedikit hint orange nya yang membuat wajah terlihat segar. Pokoknya luuvvv ^^
Setelah 3 jam pakai


Harga
Cuma Rp40.000,00 loohh. Aduh.. terjangkau sekali. Dan karena pakainya cuma sejumput kecilll...mungkin setahun juga ndak akan habis. Hemat sekali!

Kesimpulan

(+) Tekstur cair dan mudah diratakan.
(+) Waterproof dan kissproof.
(+) Ndak bikin bibir kering.
(+) Harga terjangkau.

(-) Belum oilproof (kalau istilah "oilproof" itu ada lho :D)

Beli Lagi Ndak?

Yesss banget. Tapi warna lain. Mungkin yang warna merah bold atau nude oke juga :)

Sunday, December 3, 2017

#Jejalan: Feeding Birds



Ini di Tulungagung looooo.....

Tepatnya di Aleon-Aloen Tulungagung. Taman kota yang letaknya di pusat kota ini memang jadi tempat ngadem favorit. Yang aku suka .... tempatnya bersih dan teduh. Juga terlihat rapi.

Kalau yang disukai sama Nyim sih .... sudah pasti kasih makan burung. Satu bungkus jagung harganya hanya Rp1.000,00. Disobek bungkusnya. Taruh di tangan Ayah. Diambil sama Nyim. Disebar ke tanah.

Burrrr..... burung dara pun berdatangan.

Asyiknya ngadem ria sambil mengenalkan sikap peduli sesama, bahkan pada binatang. ^^

Butuh Bujet Berapa?

Sebenarnya bergantung makanan atau mainan apa yang dibeli. Tapi sebagai gambaran, ini bujet yang aku keluarin di Aleon-Aloen Tulungagung:
Parkir 2.000
Jagung 2 bungkus 2.000
Burger ala-ala 10.000
Sosis bakar ala-ala 10.000
Jadi totalnya .... 24.000.

Sangat terjangkau bukaaannnn ^^


#ReviewSingkat: Kispray Fine Perfume



Biar dibilang istri cerdas. Ahayyy....

Nggak juga sih. Tapi memang mungkin ini salah satu pilihan cerdas. Akhir-akhir ini cuaca sering mendung dan hujan. Alhasil, cucian numpuk dan nggak kering sempurna. Apek deh.

Udah pakai deterjen yang plus pewangi.
Udah pakai pewangi setelah deterjen.
Tapi tetap saja .... yang namanya nggak kering sempurna itu tetap apek.

Akhirnya, kenarin waktu belanja bulanan aku coba lihat-lihat merek pewangi pakaian saat setrika. Akhirnya, aku pilih Kispray Fine Perfume ini karena .... yang lain udah pernah coba. Kalau yang ini belum. Simple.

Sampai rumah, keinginan buat coba-coba sangat menggebu. Tapi apalah daya, belum ada baju kering untuk disetrika. Dan ... seprei pun jadi sasaran.

Semprot...semprot...

Baunyaaaaaa...waawww.....

Ngingetin sama parfum apa lupa. Ada fruitnya, ada flowernya. Baunya manis. Pokoknya suka. ^^

Untuk staying power nya belum bisa nge review karena baju yang baru aku setrika pakai Kispray ini belum dipakai dan belum disimpen lebih dari seminggu. Jadi maaf yaahhh....

Harga

Rp12.000,00. Memang lebih mahal daripada Kispray yang biasanya. Tapi, baunya juga lebih enak daripada Kispray yang biasanya.


Friday, November 3, 2017

#MiniTutorial: Nyoba Bikin Ombre Lips Ala-Ala

Ini karena aku beli lip cream PIXY yang warna merah gonjreng!

Alkisah, aku pengin beliin ibuk aku lip cream. Biar samaan gitu. Tapi sayangnya, dari La Tulipe ndak ada yang warna merah (review lip cream La Tulipe). Sementara, ibuk aku suka banget pake warna merah. Mungkin menurut beliau, lipstik itu ya merah. Kalau lipstik nggak merah, ngapain pake lipstik. Kan sama aja pucetnya.

Akhirnya aku beli lip cream PIXY yang shade nomor 3. Warnanya merah ada hint orange. Mirip sama Wardah yang Mango kesukaan ibuk aku, tapi ini lebih nggonjreng. Aku pikir nggak apa-apa deh, kan bisa diakalin kalau kenggonjrengan.

Setelah sampe rumah, ibuk cobain lip cream nya. Dan uh la laaaa .... berkilau dooonkkkkk.... Warnanya ngejreeengggg. Orange nya keliatan banget. Kayak makan pewarna makanan orange :(
Singkat cerita, ibuk malu pakeknya dan mau nggak mau, aku terima lagi lip cream nya. Dalam hati berkata, "Maaf ya, Buk. Mungkin suatu hari nanti aku akan beliin Ibuk lip cream lain yang warnanya lebih kalem."

Terus Gimana?

Sampe rumah, aku cobain lip cream PIXY-nya. Dan memang menggonjreng bingitz. Apalagi kulit aku sawo matang. Tapi bagusnya, warna nggonjrengnya bukan yang bikin menor, tapi bikin kulit cerah. 

Tapi tapi tapi ... aku tetap nggak PD kalau pakai warna ini di tempat umum.

Akhirnyahhhh ... aku dapet ide buat bikin ombre lips. Kayaknya cocok digabung sama La Tulipe Stay Matte yang shade 4. Sippp ... langsung coba.

Gimana Cara Bikin Ombre Lips-nya?

Aku bukan mbak-mbak beauty vlogger dan blogger ya. Aku cuma wanita biasa yang jarang dandan dan modal gugling dan yutubing buat bikin make up. Ini cara bikin ombre lips versi aku.
  • Pake lip balm (bisa skip)
  • Oles lipstik/lip cream yang warna nude (aku pake La Tulipe Stay Matte no 4) (bisa pake foundy atau BB dulu, tapi aku skip).
  • Ratakan pake jari biar lebih natural.
  • Terus oles sedikit lipstik/lip cream warna merah (aku pake PIXY no 3).
  • Tap tap bibir dan ratakan dengan jari.
  • Biar lebih rapi, beli bedak tabur di bibir bagian luar biar ombre-nya lebih kentara, lalu tap tap dan rapikan lagi (bisa skip).
  • Ombre lips ala-ala udah jadi ^^
Foto


Kesimpulan
(+) Aku suka ombre lips ala-ala dari aku. Menurut aku, wajah aku keliahatn lebih segar (cahaya di foto agak gelap, aslinya seger).
(+) Penting banget: nggak kayak orang sariawan,

(-) PIXY agak nggak transferproof kalau udah kena air dan makanan, jadi nempel di gelas dan makanan. Kalau lip cream nya udah pasti transferproof dan kissproof, fase ini sudah pasti tidak terjadi.

Sekian mini tutorial dari aku. Semoga bermanfaat ^^

Nb: Udah seksi belooommm.....

Thursday, November 2, 2017

#ReviewSingkat: La Tulipe Stay Matte No. 04

Akhirnyaaaa ... setelah teracuni selama berbulan-bulan, .... aku beli lip ceram jugah!

Aku mau cerita sedikiiittt.

Sebelumnya, aku sama sekali ndak kepengen beli lip cream. Pergi aja jarang, apalagi musti dandan gitu. Dunia perlipenanku cuma diisi Wardah dan Purbasari, dua produk lokal yang terkenal apik dan murah *tetep "murah" sebagai catatan penting!*. Lip cream sama sekali ndak terbayang. Sekelebat pun nggaakkk. Karena di bayangan aku, lip cream itu lebih mahal daripada lipstik.

Dan... selama sebulan belakangan, aku  intens banget ngeliatin vidio dari beauty vlogger. Kebanyakan dari mereka memfavoritkan lip cream buat pulas bibir. Dari situlah aku mulai melirik-lirik lip cream. Mulai gugling review sampai tutorial pakai lip cream.

Selain teracuni beauty vlogger, aku juga sadar kalau beberapa lipstik itu pating blentong kalau mau hilang. Entah itu karena makan atau kelamaan pake. Istilahnya ... staying power-nya ndak oke. Juga, dari beberapa review bilang kalau lip cream lebih bagus dan tahan lama. Cocok kalau dipakai ke kondangan. Atau bisa juga pakai warna nude untuk kerjaan sehari-hari.

Lip Cream Apa yang Dipilih?

Ini aku juga mau cerita sedikit.
....
Aku sadar aku bukan ibu rumah tangga yang punya penghasilan sendiri. Aku juga punya banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Jadi, alokasi uang dari suami bukan melulu untuk make up. Jadi, aku musti pintar pilih lip cream yang murah tapi bagus.

Itu berarti aku harus pilih lip cream lokal ... atau istilah mbak beauty blogger dan vlogger ... DRUGSTORE. Wardah, Pixy, Purbasari jadi incaran aku. Selain harganya yang lumayan oke, review nya juga rata-rata bagus.

Waktu belanja bulanan kemarin, aku langsung sambangi counter-nya Pixy dan Wardah karena keduanya deketan. Mmm ... jadi di sini, model counter make up-nya itu ... beberapa counter yang pegang 1-2 orang. Dan itu biasanya gantian. Jadi, Mbak Sariayu bisa pegang counter Make Over dan lain-lain.

Setalah lihat-lihat stok warna di etalase, aku naksir PIXY yang nomor 1: Chic Rose. Warnanya cantik. Harganya cuma Rp40.000,00.

Lalu, datanglah Mbak SA-nya. Aku baca name tag-nya dari La Tulipe. Wah, alamat bakalan ditawarin La Tulipe!

Dan bener ajaaa ... setelah aku bilang mau PIXY yang nomor 1, Mbak-nya langsung bilang, "Nggak mau coba La Tulipe, Mbak? Isinya lebih banyak dan lebih bagus lho." Dan dasarnya aku yang punya sifat nggak enakan, aku langsung bilang, "Boleh."

Bla bla bla ....

Akhirnya aku beli La Tulipe doonkkkk..... Padahal aku belum pernah lihat reviewnyah!

Shade Apa yang Dipilih dan Review

Aku pilih shade nomor 04 dari lip cream La Tulipe Stay Matte. Warnanya nude coklat muda. Mauve mungkin kalau Mbak beauty vlogger dan blogger bilang. Karena nude, jadi aku percaya diri pakenya. Dan kata Mbak La Tulipe, yang shade nomor 4 ini emang best seller. Huft, lumanyan menenangkan.

Besoknya, langsung aku coba. Dan warnanya memang masuk ke warna kulit aku yang sawo matang cenderung kuning. Ndak neon. Warnanya memang coklat muda, jadi terlihat natural.

Staying powernya oke loh. Aku pake setelah sarapan sampe pulang ngajar dan urus ini itu sampe Dzuhur, masih ada warnanya. Lalu coba buat aku makan, warnanya juga masih nempel. Ya ... walau ada beberapa yang hilang, tapi ndak pating blentong. Aman.

Kalau masih basah alias baru dipulas, masih nggak transferproof dan nggak kissproof. Tapi kalau udah kering, transferproof dan kissproof. Proses keringnya juga cepet.

Harga

Cuma Ro46.000,00. Untungnya masih sangat terjangkau ^^

Kesimpulan
(+) Staying power oke
(+) Warna aman, karena aku pilih yang nude
(+) Setelah kering, transferproof dan kissproof
(+) Cepat kering dan matte.
(+) Bau oke, nggak mengganggu.
(+) Harga oke banget

(-) Setelah makan yang berminyak, mulai ngecap juga di gelas dan makanan. Tapi bisa touch up lagi biar transferproof dan kissproof lagi :)

Repurchase

Yes banget. Plus pengen coba shade yang lain ^^

Foto


Ini setelah 2 jam pake. Fotonya bareng Nyimz.

Nb: Aku juga tetep beli lip cream PIXY. Akan aku review nanti ^^

Sunday, October 22, 2017

#Jejalan: Kampung Susu Dinasty

Sebenarnya, hampir tiap weekend aku menyempatkan diri buat jalan-jalan. Walaupun cuma sebentar, tapi aku berusaha banget buat jadiin waktu sebentar itu jadi "family time". Nggak apa-apa cuma di taman deket rumah atau sekedar makan bakso ... yang penting kumpul bareng orang-orang tersayang aku.

Tapiiiii.... karena sekarang aku jadi guru PAUD plus ngurusin toko plus punya batita yang aktif, waktu buat buka laptop jadi berkurang. Jadi lamaaaa banget ndak update di blog ini.

Tapi lagiii... hari ini aku berhasil menyempatkan waktu buat nulis di blog lagi. Yeayyy....

Kali ini ke mana?

Kampung Susu Dinasty. Lokasinya di Jalan Raya Gondang, Sidem, Tulungagung. Udah lama denger tentang tempat wisata edukasi ini. Aksesnya cukup mudah. Cukup mengikuti Jln. Raya Gondang, sampai ada gapura Desa Notorejo yang ada plang "Kampung Susu Dinasty", masuk saja dan ikuti jalan. Yang memudahkan banget adalah di tiap tikungan ada plang "Kampung Susu Dinasty". Jadi.... bagi para pelancong luar kota insya Allah ndak akan tersesat. Ndak perlu turun kendaraan buat tanya warga sekitar. Ndak perlu boros baterai buat nyalain GPS :D.

Ada apa di sana?

Ada sapi tentunya. Ada juga kuda. Pengunjung bisa ikut memerah sapi. Tapi hanya tiap pagi dan sore. Kalau ndak sempat ikut memerah, ada juga produk susunya. Bisa langsung diminum. Beraneka rasa. Cocok banget buat oleh-oleh. Botol kecil sekitar Rp7.000,00 dan botol besar 800 ml sekitar Rp18.000,00. Dan...karena ini susu sapi segar murni tanpa pengawet, susu ini hanya mampu bertahan 5 jam di luar lemari pendingin, 2 hari di lemari pendinging, 2 minggu di freezer. Kalau bisa langsung diminum setelah dibuka. Ndak rugi kok... segar dan susunya kerasa banget. Nyimz aja langsung habis satu botol kecil.

Selain itu, ada pula wahana menunggang kuda, food court, mini market, arena bermain, dan tempat-tempat foto yang instagramable bangetttt. Tapi sayangnya ... karena aku datangnya hari Minggu, spot-spot fotonya jadi tempat duduk dan ndak begitu instagramable. :(

Butuh bajet berapa?

Karena aku ke sana naik motor dan bawa anak kecil, bajet yang aku keluarkan sebanyak ini:
Bensin                                     8.000
Susu botol kecil dan besar 2 43.000
Parkir                                             0
Tiket masuk                                   0
Jadi totalnya Rp               51.000,00

Cukup terjangkau lah yaw.... ^^

Foto





Nb: Sorryyyy fotonya selfi. Padahal biasanya aku antiselfi hahahaha